Jika kita mengamati eksoplanet yang terletak sangat jauh dari Bumi, seperti dalam ilustrasi ini, mereka akan mengungkap variasi ukuran dan tipe planet yang menakjubkan. Tetapi, sejauh ini belum ada yang mengindikasikan eksistensi kehidupan.
Ilustrasi: NASA/JPL-Caltech/Lizbeth B. De La Torre
Pernah dianggap sebagai pusat alam semesta, planet Bumi kita sebenarnya telah mengalami serangkaian demosi selama beberapa ratus juta tahun terakhir. Sekarang, pada era penemuan yang serba cepat, kita telah memahami bahwa Bumi hanyalah satu dari triliunan planet di galaksi Bima Sakti.
Namun, Bumi tetap menonjol dan tiada duanya. Dari ribuan eksoplanet --planet di luar tata surya-- yang penemuannya telah dikonfirmasi, dan berbagai penelitian ekstensif terhadap tata surya, planet kita adalah satu-satunya planet yang diketahui menampung kehidupan.
Dalam beberapa hal, fenomena tersebut seolah mengabaikan kekayaan jagad raya. Makhluk hidup di Bumi begitu melimpah, tangguh dan menyebar ke hampir setiap sudut dan celah planet, dari kolam kaustik mendidih di Taman Nasional Yellowstone hingga Lembah Kering Antartika. Relatif singkat dalam skala waktu geologi, kehidupan diperkirakan telah muncul hanya beberapa ratus juta tahun setelah Bumi terbentuk dari cakram gas dan debu protoplanet yang mengitari bintang induk Matahari.
Sejarah Geologis Bumi
Sebenarnya Bumi tidak selalu terlihat sebagai bola biru seperti yang kita kenal. Keanekaragaman hayati yang bersaing untuk bertahan hidup, telah muncul dan punah selama miliaran tahun, dan dalam arti tertentu menggambarkan sejarah geologis planet-planet mirip Bumi, mulai dari planet berbatu yang tertutup lava dengan atmosfer beracun, dunia lautan yang memulai kehidupan mikroba, dunia tropis kacau yang dikuasai dinosaurus, hingga bentangan es yang menampung manusia gua pemburu mammoth.
“Kita cenderung membayangkan planet-planet mirip Bumi sebagaimana planet yang kita tinggali sekarang,” kata Doug Hudgins, ilmuwan Exoplanet Exploration Program NASA di Markas Besar NASA, Washington. “Planet kita sangat berbeda pada masa lalu.”
Kredit: NASA/JPL-Caltech/Lizbeth B. De La Torre
Bandingkan sejarah masa lalu Bumi dengan kosmos yang menakjubkan dan membentang tanpa henti ke segala arah, namun sejauh ini belum ditemukan bukti kuat terkait kehidupan di luar Bumi.
Lantas, apakah kita benar-benar sendirian?
Prioritas utama NASA adalah menemukan jawaban tersebut dengan cara ‘menginterogasi’ alam semesta, yang kemudian menjadi bahan inventaris sains astrobiologi, meliputi kimia, sains keplanetan dan kosmologi, yang dibumbui dengan data-data statistik.
Mencari Kehidupan: Apa yang Kita Ketahui dan Tidak Ketahui
Setelah mengkonfirmasi lebih dari 4.000 eksoplanet di Bima Sakti, peluang kita mungkin agak membaik, karena sekitar 20% di antaranya berukuran relatif setara dengan Bumi. Dan kita telah mengetahui bahwa building blocks kehidupan ada di seluruh tata surya dan jagad raya, termasuk air, unsur utama kehidupan.
Tetapi kita tidak mengetahui apakah kehidupan itu bisa muncul, langka atau umum, dan berapa lama bisa bertahan, apalagi yang mengarah ke kehidupan berakal budi.
Apa yang tidak kita ketahui dirangkum secara apik dalam satu pertanyaan legendaris “Di mana mereka?” Fisikawan Enrico Fermi mengajukannya pada tahun 1950 saat sedang makan siang dengan beberapa kolega fisikawan, telah memicu perdebatan selama puluhan tahun. Menurut Fermi, bahkan jika mereka melaju dengan santai, lebih lambat dari kecepatan cahaya, galaksi kita semestinya bisa dengan mudah dilintasi oleh peradaban ekstraterestrial maju hanya dalam waktu beberapa juta tahun. Saat ini usia galaksi Bima Sakti kita hampir mencapai 14 miliar tahun. Dan meskipun butuh waktu lebih dari 4 miliar tahun agar teknologi antariksa berkembang di planet kita, galaksi kita menampung begitu banyak sistem planet dengan usia yang sebanding dan lebih tua dari kita.
Kami berharap Anda bersedia bergabung dengan kami dalam perjalanan antariksa melintasi tata surya dan planet-planet dan bintang-bintang di luar tata surya. Melalui cerita dan pengamatan visual, kita akan mengetahui lokasi pencarian kehidupan dan menatap ke masa depan secara sekilas, dari teleskop dan instrumen antariksa, probe, lander, rover dan teknologi canggih yang akan digunakan oleh NASA dalam beberapa dekade mendatang. Tujuannya adalah untuk menemukan kelereng biru putih yang tersembunyi, atau bahkan mungkin planet oranye lain yang hidup dan bernafas.
“Kita hanya memiliki satu sampel untuk diikuti, planet kita sendiri,” kata Nancy Kiang dari NASA Goddard Institute for Space Studies, yang mempelajari bagaimana tumbuhan dapat beradaptasi dengan lingkungan eksoplanet. “Mungkin ada sebuah jalur evolusi serupa (di dunia-dunia lain) --proses evolusi yang konvergen dalam skala planet.”
Mungkin tidak mirip seperti bercermin, tetapi juga tidak terlalu jauh dari rumah.
Ditulis oleh: Pat Brennan, NASA's Exoplanet Exploration Program, exoplanets.nasa.gov
Sumber: Among Trillions of Planets, Are We ‘Home Alone?’
#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa
Posting Komentar