Perlu anda ketahui, banyak sekali ritual budaya dari jaman dulu hingga sekarang masih terjaga. Salah satu ritual yang kita kupas kali ini adalah cingowong.
Jika dilihat dari sejarahnya, Cingcowong berasal dari kata Cing dan Cowong. Jika kita artikan lebih dalam, "Cing" berarti teguh dan dari bahasa indonesia berarti "terka". Sedangkan, "cowong" berasal dari kependekan dari kata "wong" yang diambil dari bahasa jawa.
Jika kita aritkan semua, Cingcowong memiliki arti "coba terka siapa orang ini". Mengapa nama tersebut bisa terjadi, sebab Masyarakat Desa Luragung menggunakan bahasa campuran antara bahasa jawa dan sunda.
Nah dari sini, kita akan membedah informasi seputar Ritual Cingcowong ini, dari pada penasaran, yuk simak informasi berikut ini.
Cingcowog berasal dari Mana?
Jika kita ulak-ulik asal usulnya, Cingcowong berasal dari Berasal dari Kecamatan Luragung, Kuningan, Kabupaten Jawa Barat yang letaknya di antara perbatasan Brebes Jawa Tengah. Jadi, bagi masyarakat jawa barat pasti tidak asing dengan Tari Cincowong ini.
Tujuan diadakan Ritual Cingcowong
Perlu anda ketahui, bahwa ritual Cingcowong diyakini sudah ada sejak 632 tahun lalu oleh masyarakat sekitar. Maka tak heran, jika ritual ini cukup dikenal masyarakat luar Kuningan.
Namun ada seputar hal menarik lainnya, jika ritual cingcowong memiliki tujuan tersendiri bagi masyarakat sekitar yaitu bisa mendatangkan hujan.
Dalam ritual ini, media yang digunakan untuk melaksanakan ritual Cingcowong adalah dengan boneka. Selain itu, boneka yang digunakan juga telah dihias.
Munculnya ritual tersebut sebenarnya berawal dari kejadian dimana hujan tidak turun-turun dalam jangka waktu 3 bulan lamanya. Sehingga ada seseorang sesepuh yang melakukan tirakat dan akhirnya ia menemukan petunjuk bahwa untuk mengatasi masalah tersebut, masyarakat harus melakukan tradisi Cingcowong.
Setelah melakukan tradisi tersebut, tak lama kemudian hujan turun. Maka tak heran, jika tradisi ini masih terjaga hingga sekarang ini oleh masyarakat setempat.
Peralatan Yang Perlu disiapkan Untuk Ritual Tari Cingcowong
Ada beberapa media atau peralatan yang biasa digunakan masyarakat sekitar untuk melakukan ritual tersebut, diantaranya :
1. Tangga (Taraje) yang dibuat dari bahan bambu.
Kegunaan : Untuk menyambut atau membawa arwah (Bisa lelembut atau bisa disebut bidadari).
2. Tikar (Samak) yang dibuat dari anyaman pandan.
Kegunaan : Untuk tempat alas duduk pagelaran ritual cingcowong.
3. Boneka Cingcowong yang dibuat dari batok kelapa. Selain itu, boneka tersebut dilukis dengan wajah mirip putri cantik dengan dilengkapi dengan baju dan selendang di badannya serta diberi kalung bunga kamboja.
Kegunaan : Sebagai media pemancing turunya hujan.
4. Cermin.
Kegunaan : untuk memperlihatakan bentuk dan raut muka boneka cingcowong kepada bidadari agar masuk ke dalam tubuh boneka tersebut.
5. Sisir.
Kegunaan : Untuk menata rambut boneka cingcowong saat ritual berlangsung.
6. Bunga Kamboja yang telah dicampur oleh air.
Kegunaan : digunakan untuk saweran pada ritual cingcowong dengan tujuan sebagai media pemancing turunya hujan.
7. Alat musik.
Jenis Alat Yang digunakan Tradisi Cingcowong
Kegunaan : Untuk mengatur irama dengan cara dipukul dengan kipas.
2. Jambangan dibuat dari kuningan (Bokor/Ceneng).
Kegunaan : Sebagai media musik yang dipukul oleh ruas bambu sehingga irama musik semakin enak didengar.
3. Ruas Bambu dengan panjang sekitar 20 cm dengan diameter sekitar 1 cm.
Kegunaan : Untuk memukul Jambang untuk mengiringi irama buyung.
4. Kipas ayaman bambu.
Kegunaan : Memberikan efek suara indah pada Tempayang.
Pelaksanaan Upacara Cingcowong
- Nawita memegangi sisir yang d igerakan di atas kepala boneka sehingga jika kita lihat seperti orang menyisir rambut.
- Boneka bergerak sendiri seperti tak terkendali (dirasuki arwah atau lelembut).
Posting Komentar